memajukan masa depan vs
melambatkan masa kini
Tak perlu diragukan, disangsikan, dikhawatirkan,
dibimbangkan lagi rangkaian minat, niat, itikad, nafsu baik anak bangsa pribumi
Nusantara. Kendati seumur-umur belum pernah menimba air sumur gali dengan kérékan.
Minimal dengan model sénggot. Otot lengan terlatih tanpa pilih jenis kelamin,
gender. Betapa wibawanya setetes air.
Tak perlu disayangkan. Nasi terlanjur jadi bubur,
tetap nikmat di goyang lidah. Menu yang diburu. Tantangan peradaban membentuk
generasi medsos lihai silat lidah dan ahli main ujung jari tangan. Zaman Orde
Lama, kawanan ini masuk kategori ‘percum tak bergun’.
Tak perlu disesali, dikeluhkan, dikecewai jika buah
rontok sebelum waktunya. Bukan sekedar jatuh tak jauh dari pohonnya. Menggelinding
bebas ingin mandiri sedini mungkin. Bebas dari norma kehidupan. Bebas memanipulasi
diri sendiri. Menyesal jika cerdas diri tak mampu mengakali orang lain.
Tak perlu dicari kemana perginya, raibnya. Apa salah
jalan. Apa tak tahu jalan. Apa tak punya tujuan. Apa hanya jalan di tempat
dengan aneka kesibukkan tak terprogram. Tenggelam diri memperbaiki status. Tanpa
kenal diri sibuk memainkan ujung jari. Lupa diri asal bisa menistakan diri
dengan seksama, masif dan berkedaulatan. Mereka kebal sanjungan, buaian maupun
hardikan, caci maki. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar