Halaman

Minggu, 11 November 2018

memajukan masa depan vs melambatkan masa kini


memajukan masa depan vs melambatkan masa kini

Tak perlu diragukan, disangsikan, dikhawatirkan, dibimbangkan lagi rangkaian minat, niat, itikad, nafsu baik anak bangsa pribumi Nusantara. Kendati seumur-umur belum pernah menimba air sumur gali dengan kérékan. Minimal dengan model sénggot. Otot lengan terlatih tanpa pilih jenis kelamin, gender. Betapa wibawanya setetes air.

Tak perlu disayangkan. Nasi terlanjur jadi bubur, tetap nikmat di goyang lidah. Menu yang diburu. Tantangan peradaban membentuk generasi medsos lihai silat lidah dan ahli main ujung jari tangan. Zaman Orde Lama, kawanan ini masuk kategori ‘percum tak bergun’.

Tak perlu disesali, dikeluhkan, dikecewai jika buah rontok sebelum waktunya. Bukan sekedar jatuh tak jauh dari pohonnya. Menggelinding bebas ingin mandiri sedini mungkin. Bebas dari norma kehidupan. Bebas memanipulasi diri sendiri. Menyesal jika cerdas diri tak mampu mengakali orang lain.

Tak perlu dicari kemana perginya, raibnya. Apa salah jalan. Apa tak tahu jalan. Apa tak punya tujuan. Apa hanya jalan di tempat dengan aneka kesibukkan tak terprogram. Tenggelam diri memperbaiki status. Tanpa kenal diri sibuk memainkan ujung jari. Lupa diri asal bisa menistakan diri dengan seksama, masif dan berkedaulatan. Mereka kebal sanjungan, buaian maupun hardikan, caci maki. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar