Halaman

Minggu, 11 November 2018

gagap téték bengék vs histeria petugas partai



gagap téték bengék vs histeria petugas partai

Bukan kehendak sejarah. Bukan takdir bangsa yang tergantung daya juang. Bukan salah asuh Ibu Pertiwi. Bukan salah asupan gizi ideologi yang sarat muatan bongkar muat.

Cicak semakin sulit merayap di dinding hukum Nusantara. ‘Dinding hukum’ semakin masif dan kian pandang bulu. Sesama aparat penegak hukum sedemikian tega. Bukan salah bunda mengandung dan mengundang. Periwayatan 2014-2019 tersurat mempercepat masa depan sekaligus melambatkan gerak masa kini.

Penamaan generasi, sebagai bukti kehendak sejarah nasional, bahwasanya éfék domino éra mégatéga, menjadikan apapun yang bagaimana pun bisa terjadi. Generasi medsos menjadi pelaku, saksi sekaligus korban.

Di jalanan, kawanan ompoli semakin cerdas menguangkan ruang bebas. Sigap menyergap pihak yang lalai, jauh dari modus mengayomi. Terlebih di pucuk pimpinan perpateri loyal total jenderal.

Girangnya loyalis penguasa yang cerdas mengatakan tahu pertama sudah mampu mengalahkan kinerja dua periode sebelumnya. Jadi, cukup setahun saja. Tahun  berikutnya menjadi kompensasi pendukung, koalisi parpol pro-penguasa.

Setiap acara kenegaraan, dianggap sebagai kegemilangan melampaui panggilan tugas. Diimbangi dengan grafik positif ULN.

Ironis binti miris, sang penguasa merasa yakin diri tampil di layar kaca untuk menampik segala ujaran yang berbalik arah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar