Halaman

Selasa, 27 November 2018

tidur malam, sahabat dekat kematian


tidur malam, sahabat dekat kematian

Pernah-pernahnya BPS merilis berapa jiwa penduduk RI yang meninggal pada saat waktu tidur malam. Bukan berarti akibat tidur malam berakibat kematian. Dibolak-balik, mati akibat tidur malam. Tak salah sangka jika tidur malam termasuk proses ‘mati sementara’. Terbangun saat umat manusia dibangkitkan dari alam kubur.

Ritme kehidupan sesuai dalil-Nya adalah waktu siang untuk bangun berusaha, waktu malam untuk tidur dan istirahat. Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa umat manusia sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu. Dengan perputaran waktu itu habislah umur umat manusia yang telah ditentukan.

Posisi geografis NKRI yang tidak dengan 4 (empat) musim. Anomali cuaca akibat campur tangan manusia terhadap sistem bumi. Perjalanan waktu yang menentukan sistem penanggalan, qomariah maupun syamsiah.

Kita simak ulang firman-Nya, tercantum di (QS Al Mu'minuun [23] : 80) :
”Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?.”

Terdapat ungkapan ‘pertukaran malam dan siang’ sesuai rotasi bumi. Singkat kata, kita simak ulang firman-Nya, tercantum di (QS Yunus [10] : 6) :
”Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.”

Agama Islam sebagai agama tauhid, perlu dukungan nyata cerdas iman. Praktik agama Islam dengan bekal ilmu, akal sebatas pengetahuan sesuai bahasa manusia. di luar, di atas ikhtiar tersebut, iman yang akan menindaklanjuti, yang akan bicara.

Barangsiapa betul-betul memanfaatkan waktu tidur malam, sampai akhir malam. Bukan itu maksud kandungan Al-Qur’an. Betapa nilai waktu malam, sesuai firman-Nya, tercantum di (QS Al Muzzammil [73] : 6) :
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.”

Keutamaan dan kedudukan sholat malam, tahajud sebagai sholat sunah mu’akad. Sengaja penulis tak mencantumkan riwayat bahwasanya tidur malam bisa sebagai sarana kematian. Penekanannya pada bagaimana sebelum tidur malam, kita melakukan persiapan untuk perjalanan jauh. Esok hari bukan hak kita. Selama kita tidur malam, hukum Islam tidak diterapkan sampai bangun.

Tak salah jika adat kejawen dengan konsep prihatin. Antara lain dengan pola mengurangi jam tidur malam. Tidur di lantai, beralaskan tikar. Ditambah dengan puasa mutih. Serta amal kebajikan lainnya.

Digambarkan, diibaratkan jika umat Islam meninggal dengan tenang bak orang yang sedang tidur. Lelap, nyenyak tak bisa “dibangunkan”. Tampak tersenyum ikhlas.

Oleh sebab itu, disyaratkan dengan kuat, sebelum tidur kita seperti menghadap-Nya. Berwudhu. Berdoa. Mengkhatamkan Al-Qur’an alias baca surat Al-Ikhlas sebanyak 3x. Diawali dengan baca surat Al-Faatihah, 1x. Ditutup dengan baca surat Al-Falaq dan surat An-Naas masing-masing sekali, plus doa sebelum tidur.

Diniatkan untuk bisa tahajud. Minimal bisa sholat subuh di awal waktu. Jangan sampai telinga “dikencingi” setan. Bagi lelaki, niat tahajud dan subuh berjamaah di masjid. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar