Halaman

Sabtu, 05 Juni 2021

Ya Allah, angkatlah penyakit bangsa ini (biang bebas)

Ya Allah, angkatlah penyakit bangsa ini (biang bebas)

 Tentunya jika berlabel “penyakit bangsa” tidak serta merta identik penyakit nusantara. Bisa estafet antar penguasa atau efek stimulus sistem multipartai. Jadi, bukan penyakit medis. Tidak menyakitkan tapi meninggalkan luka dalam hati yang mendalam. Bersebelahan dengan modus operandi bunuh karakter, bunuh jiwa agar terjadi efek jera, kapok tenan.

 Mulanya berawal dari salah sendiri. Secara diri pribadi, punya adat “salah makan” karena timbang gengsi lebih dominan.  Langsung ke proses bermanusia, seolah terkena jebakan “salah teman”. Mana seteru mana sekutu, beda tipis mirip banyak. Pilihan tanpa hak pilih, tinggal pakai. Tergantung kepentingan sesat dan sesaat. Kendati jajaran penyelenggara negara tampak digdaya, dengan asas “sakti tanpa ilmu”, “sehat tanpa obat”.

 Justru dengan dinamika “serba salah” diperkuat pasal saling silang, anéka méga, serba multi. “Siapa bisa berbuat apa saja”, asal masih pada lajur kebijakan oknum ketua umum bentukan partai politik. Elite politik bebas berkebebasan tanpa kemauan politik. Julukan manusia politik ketika sedang kenakan busana kebesarn dan atribut partai politik. 

Seterusnya yang berlaku adalah pasal apa maunya. Mustahil diungkap pakai narasi kebangsaan bahwasanya jika “penyakit bangsa” terangkat. Betapa banyak pihak tergantung, hidup menerus, berlanjut darinya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar