malah aja nganti ngèlèki liyan
Mirip piwulang njawani tentang hubungan antar sesama wong cilik. Sekedar pelepas ingatan, ada sebutan ngèlèkaké alias menjelekkan. Jadi, ubahan bahasa ngèlèki dimaksud artian mengketiaki. Beda arti dengan menjeleki. Namanya bahasa, bisa bias, misal ngèlèk-èlèki dimaksud untuk bilang ‘mencemari’.
Maka daripada itu jika ada pasal hukum normatif. Barang siapa niatan mencemari nama baik wong liyan, tanpa ada laporan kerugian moril dari ybs. Aparat penjinak hukum dapat langsung bertindak, habisi perkara di tempat. Efek jera menjadi andalan. Tidak perlu pakai basa-basi sidak-sidik. Langsung tindak.
Berikut judul olah kata, lepas dari date modified: Cemaran nama baik, akibat tindak-tanduk diri. Nama baik tak akan tercemar, kecuali oleh ybs. Nama baik wujudan kebaikan diri. Pencemaran nama baik vs pendongkrakan citra diri. Nama Baik Tergantung Propaganda. Dalih Penghinaan dan atau Pencemaran Nama Baik. Deretan judul menjadi satu alinea.
Jika seseorang
sibuk mematut diri, memoles citra diri. Ada satu pasal kecil belum terpenuhi
atau terlewatkan secara tidak sengaja. Lepas dari pantauan diri maupun
penggemar. Bisa jadi fatal. Kondisi ini masuk jenis “ngèlèki” diri sendiri
secara jujur anumerta. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar