atur tutur baca tulis digital sesuai martabat keilmuan diri
Judul masih hangat-hangat layak sruput “daya pikir, olah akal, tata logika vs pola ucap, gaya tindak”. Tentu cantumkan date modified 5/8/2021 7:18 AM. Agar hangat lebih menyengat, longok judul jadul “dialéktika generasi medsos, syahwat politik terintegrasi vs penghematan daya pikir”. Date modified 11/4/2018 8:57 PM. Selanjutnya, agar tidak mengulang bahan lama, silahkan simak.
Hukum nusantara selku kompromi politik, tidak mengenal pasal kejahatan politik. Apalagi tindak kriminal poltitik. Kendati gerakan tindak aksi politik menjadi penyebab pertama dan utama konflik sosial. Bahkan masuk klasifikasi martabat sumber dari segala sumber kejahatan.
Jujur saja. Budi pekerti yang menjadi hak milik bangsa, terpaksa menyesuaikan diri dengan arus dan adab benegara. Diyakini bahwa dengan amal perbuatan, amal soleh, amal kebajikan yang dapat membawa, yang mampu mengangkat manusia ke martabat yang tinggi. Martabat hanya akan luntur jika ybs sudah mengurangi amalan berpahala. Entah karena panggilan tugas, perintah atasan, kebijakan partai atau petunjuk kewenangan yang melekat. Bukan karena anggapan orang lain.
Begitulah, mulanya budi pekerti. Karena sudah tidak sesuai lagi dengan laju
kebutuhan hukum dalam masyarakat, ganti format menjadi berkelakuan baik.
Memperkuat asas pengayoman oleh aparat keamanan, ganti ramuan menjadi catatan
kepolisian. Meningkat drastis menjadi seleksi cikal bakal penyandang gelar
pewawas kebangsaan di atas rata-rata nusantra. Mulanya budi pekerti.
Karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam
masyarakat, ganti format menjadi berkelakuan baik. Memperkuat asas pengayoman
oleh aparat keamanan, ganti ramuan menjadi catatan kepolisian. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar