gagap tanggap tapi lancar ujar
Demikianlah kurang lebihnya, jika mau tahu saja apa itu pasal penamaan martabat pantat penguasa. Belum-belum sudah disimbolisasi “pantat”. Antara jelasan tendensius dan ambisius bisa saling menyalahkan. Tepatnya, seperti tidak ada keadilan dalam praktek bagi-bagi kursi demokrasi. Ikatan moral antar anggota internal partai politik, sesuai asas ekonomi.
Pihak lain menyuratkan plus menyiratkan, daya sumbangan sukarela tanpa tekanan, namun sarat harapan timbal-balik. Pilkada serentak secara tak langsung membeberkan ongkos pemilu bagi kandidat. Pemodal politik sodorkan skenario kerja sama usaha, saling menguntungkan. Jabaran barter politik yang bersifat dinamis a.l dukungan aspek legalitas usaha pemodal; kepastian selaku pelaksana pengadaan barang / jasa APBD, jaminan keamanan selama praktek menyandang status mitra pemda.
Tindakan politis yang tidak diperlukan bangsa beririsan dengan aksi setengah hati pemda hadapi agresi pandemi covid-19. Model ekonomi-politik nusantara merumuskan keterkaitan antara untuk setiap n% kenaikan harga eceran nilai jual kandidat kepala daerah, malah akan menurunkan 1/2n% kepercayaan rakyat. Terutama bagi pemilih pemula dan atau pemilih semasa RI-1 ketujuh.
Utamakan aspek sehat, bugar, waras tidak berlaku bagi rakyat yang sudah jelas orientasi politiknya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar