fragmen politik senja, éthok-éthok mancasila vs pancasilais kehormatan
Bermula plus berawal dari judul olah kata “gègèr unggah-ungguh notonegoro margo éthok-éthok mancasila”. Date modified 6/4/2021 8:25 PM. Tidak perlu terpaku kaku dengan narasi kebangsaan. Tidak ada kaitan ikatan penerawangan dengan kejadian ikutan, penyerta maupun susulan.
Bila dikemudian hari, pada bulan yang sama, terjadi kejadian yang mirip. Semua itu hanya serba kebetulan. Padahal, cukup sekedar info, bahwasanya sudah tersedia paket harian: kebagusan, kebaikan, kebenaran, kebetulan. Kejadian alami, ilmiah, ilahiah menjadi satu kesatuan paket utuh. Perlu daya cerna tidak sekedar “pasang telinga”.
Pengalaman bangsa yang ditempa cengkeraman penjajah bangsa asing, secara langsung. Kita kian buta terhadap modus mitra pemerintah, kawan negara, sahabat penguasa. Gerakan formal kenegaraan anti penyalahgunaan uang negara. dianggap merongrong martabat pantat penyuka kursi demokrasi. Imbangan laku nista diri (ingat relawan berbayar literasi politik digital) diimbangi dengan laku gaya hormat basa-basi yang tetap basi.
Penjajahan oleh bangsa sendiri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar