top karier wakil rakyat vs daya juang rakyat
Sinergi positif antara garam dari laut dengan asam dari gunung, memang urusan nikmat goyang lidah tak bertulang. Nasib garam lebih bunyi dan punya martabat. Di tangan ahlinya, bukan sekedar olah pangan. Tersaji di meja makan global. Hitungan sejumput, menentukan rasa masakan. Pihak yang kenyang “makan asam garam kehidupan”, tidak serta merta berpengalaman hidup. Masih seperti dulu-dulu juga.
Begitulah gambaran wakil rakyat polesan menu reformasi. Ketika komisi dagang urus impor garam industri, mendapat fee. Peluang mendapat cuwilan bahkan sempalan uang negara kian mulus, licin, tanpa cegatan berarti. Saweran Rp menjadi perlengkapan dan perlidungan diri. Kurang-kurang Rp bisa-bisa balik arah, senjata makan tuan.
Badan pembinaan industri konsumtif tembakau dan alkohol, berkorelasi langsung dengan agresi intervensi investasi multipihak. Bayangkan, menu harian wakil rakyat berbasis bumbu asam-garam. Patuh dengan panggilan tugas kenegaraan. Langsung terjun urus jurus mabuk. Korban langsung generasi bangsa, salah sendiri mau-maunya jadi rakyat.
Siapa suruh jadi rakyat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar