Halaman

Minggu, 20 Juni 2021

capres 2024, notonegoro jowo - natanegara jawa

capres 2024, notonegoro jowo - natanegara jawa

 Lepas dari pasal dugaan mengkreditkan kata ‘jowo’ dan atau ‘jawa’. Jelas benderang beda. Soal bahasa bisa membangkitkan sukuisme. Pembauran antar suku lewat pernikahan, menambah khazanah keindonesiaan. Pihak yang diuntungkan dengan terjaganya identitas kesukuan, pasal HAM ikut bicara. Ironis binti sinis, kian banyak kelompok suku, semakin sulit menjaring bakal calon pasangan RI-1 dan RI-2.

 Diperciut, kesebelasan daerah sudah mulai melirik pemain non-nusantara. Timnas sepak bola yang mampu mempuni di tingkat regional ASEAN. Di atas kertas pun sulit dirumuskan. Kendati sampai batas waktu Nusantara Emas 2045. Laga tandang dunia, sebatas babak penyisihan zona. Kelompok umur punya kisah lain.

 Akankah halnya dengan ajang pencari bakat capres 2024. Oknum ketua umum bentukan partai politik, merasa punya tiket nyapres. Survei lembaga survei hitung mundur, sigap diri dengan paket sesuai pesanan. Sekalian promosi kucing belang tiga, tidak pakai karung. Pertaruhan antar pemodal menentukan bursa capres 2024. Pengalaman politik tidak diutamakan. Rekam jejak aktif bernegara malah membuka rapor merah. 

Tentunya tidak ada yang berharap ada capres asing. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar