Halaman

Kamis, 10 Juni 2021

ikatan semu berbangsa demi

 ikatan semu berbangsa demi

Masih lengket di ketahanan ingatan diri. Judul olah kata “mati kanggo panguwasa, ora opo-opo”. 6/2/2021 8:57 PM. Delapan hari yang lalu. Tidak ada yang layak tinjau ulang, kilas balik apalagi bahan renungan.

 Masih terbuka keanehan alami yang menghadang di depan mata. Dengan catatan kalau kita masih eksis di sisa umur. Jadilah bangsa kelapa. Tua-tua kelapa, makin tua kian keras batok, kian kuat tempurung plus anti intervensi pihak manapun. Tahan goncang. Jika digoncang bunyi air kelapa, tanda layak petik.

 Beruk tahu betul kelapa yang siap panen. Makanya “beruk-beruk berdasi” membuat jebakan agar emosi manusia tergoncang. Akhirnya manusia dihadapkan pada dua pilihan cara mati tidak sia-sia. Pertama, mati kejatuhan sebutir kelapa tepat di kepala, adu kuat. Atau, kedua. mati akibat jatuh diri dari puncak pohon kelapa bersama kelapa. Kepala duluan menyentuh tanah.

 Kejahatan “beruk-beruk berdasi” sedemikian eksis. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar