sibak makna capres 2024, ingkang kaping wolu
Kilas balik ke date modified 3/19/2018 09:03 PM. Pastilah ke judul olah kata “Kaping Pitu, Ojo Gawé Kapitunan”. Dipas-paskan karena tembung Jawa, pas dibilang ungkapan. Kali ini lanjut ke nomor urut berikutnya yaitu 8 (wolu). Diterapkan ke abjad, menjadi milik huruf “H”. Ingat hono coroko. Bukan sesuatu yang diada-adakan.
Perlu wawasan kebahasaan bagi pemirsa yang budiman. Agar tidak salah plus keliru cerna. Agar gampang cerna pada pandangan pertama.
Lema “hilang” di lidah etnis Jawa disebut “ilang”. Masih nyambung. Beda alih bahasa, kata “hamil” dibilang “meteng”. Kaitan dengan weteng (perut). Padahal metengi antonim dari madangi. “Habis” dicerna ringan menjadi “entèk”. Jika presiden adalah “caraka” bisa bias tafsir, multitafsir, kaya makna. Sejarah asal muasal, singkat kata ambil versi “hanacaraka” gubahan Sunan Kalijaga, artinya “ada utusan”.
Menurut babad sejarah, kisah, hikayat, periwayatan awal kejadian perkara, tersebut “utusan” dimaksud adalah semaksud “suruhah”. Cocok dengan sebutan petugas binaan sebuah partai politik.
Katimbang, saling silang bahasa.
Langsung ke bahasan, ingkang Kaping Wolu (Kaum Pinggiran Wong Lugu). Apa arti
sebuah angka, bilangan, nomor, nilai. Memang bukn sekedar lambang. Minimal
untuk mengurutkan. Berurutan, menerus untuk penanda umur, usia. Kembali ke
angka 1 (satu) untuk menyebut tanggal. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar