Halaman

Sabtu, 26 Juni 2021

unjuk muka diri, bèn ora dicoblos

 unjuk muka diri, bèn ora dicoblos

 Promo diri tidak dilarang menurut pasal hukum yang masih berlaku. Termasuk jual diri. Diam itu emas. Tapi kalau tetap diam di tempat, berlaku pepatah tidak kenal, kenalan dong. Tak perlu kenal, sudah tahu wataknya, tentukan pilihan sesuai kata. Jamak, jika antara wakil rakyat dengan rakyat yang memilihnya, tidak saling kenal. Tragis binti gratis jika ini terjadi di tingkat RT/RW.

 Kendati “promo diri” didukung kecanggihan teknologi dan bisa digenggam tangan anak batita. Anak bangsa pribumi nusantara berketurunan, paham mana sepak bola, mana bola sepak. Tangan di atas beda aliran dengan tangan di bawah. Keringat saja pakai keringat orang lain. Tahu-tahu nangkring. Tan soyo dipatetèti tan soyo mbungahi. Ngéthoké aseliné.

 Modus politik tangan tengadah, penadah limpahan limbah kursi asal multipihak, global. Libido politik, syahwat poitik tanpa bawahan, bak kuda liar. Tancap gas. Pesuruh binaan partai berkebutuhan khusus, melaju fokus lurus pakai kaca mata kuda. Di depan jidat tergantung umpan kursi. Tidak perlu dilecut agar pontang-panting, tinggal gelanggang colong playu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar