Halaman

Sabtu, 26 Juni 2021

tunda kebajikan plus urung niatan baik

 tunda kebajikan plus urung niatan baik

 Makanya, aneka kejadian yang masih, sedang, akan terjadi seolah menjadi adat. Adatan manusia dengan berlapis derajat kemanusiaan. Tinggal pilih sesuai lakon yang akan dipentaskan. Busana melekat di tubuh menambah wibawa vs menambal harga diri. Kurang tampakan, tampilan diri secara ketubuhan. Diperkuat dengan atribut non-fisik. Penggunaan nama diri justru identitas “isi” katimbang hakikat diri.

 Pendidikan politik subversi nusantara bukan hal yang baru. Namun tidak pernah tersentuh adab pembaruan, yang terjadi malah pembauran, pengoplosan. Paham nasakom andalan Orde Baru. Lanjut pola pesta demokrasi dengan asas luber (lubangi beringin). Merasuki praktek jalanan multipartai. Arus pembawa perubahan langsung mengalami penolakan sebelum masuk halaman.

 Doeloe, Belanda masih jauh. Sekarang, tahu-tahu suku bangsa Tiongkok sudah punya ibu kota negara.  Perangkat digital seperti komputer dan gawai, menentukan keteranyaran indoktrinasi politik. Daur ulang, format ulang, tata ulang bahan ajar dan ujar politik bebas haluan. Bukti kerdil jiwa politik berkelanjutan, berkesinambungan. Marak politik tangan tengadah, penadah limpahan limbah kursi asal multipihak, global. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar