indeks syahwat politik
nusantara
Tentunya batasan politik tidak hanya terkait dengan sebutan partai politik.
Jangan sampai terjebak pada apa saja yang layak disebut ‘politik’. Lebih mulai
kita saksikan, kita rasakan betapa kemajuan bangsa. Sesuai cita-cita atau
rencana. Status statis negara berkembang sebagai indikasi antara keberhasilan
dengan ketertinggalan, masih berjarak.
RPJPN 2005-2025 sebagai politik pembangunan nasional yang bersifat dinamis.
Bahan kampanye politik pilpres menentukan bentuk dan praktik RPJMN I s.d RPJMN
IV. LAKIP K/L/D/I secara formal membawa angin surge bagi rakyat yang sempat
baca. Sisi lain, laporan aneka indeks selaku fakta lapangan. Laporan pihak
asing, macam Bank Dunia atau badan/negara donor, malah semakin meyakinkan
nusantara perlu utang luar negeri berlapis.
Apa saja yang dilakukan kawanan politisi, khususnya yang masuk barisan
pembantu presiden. Khususnya pasca tidak menjabat, derajat sejahtera meningkat
artinya terjadi kisah sukses. Lain pasal beda kasus, jika terjebak OTT KPK,
malah bisa masuk kategori pejuang partai.
Kepercayaan rakyat terhadap partai politik, bisa terbaca pada statisik
angka golput. Maupun pada hak sipil dan politik rakyat yang tidak mendapat
undangan pada hari-H coblosan. Perolehan kursi di legislatif, wujud nyata konsistensi keberjuangan partai politik. Kemungkinan rakyat
membebankan dosa bangsa kepada parpol. Sengaja pilih agar parpol dimaksud semakin
gila kuasa, haus kursi. Apalagi terbentuk koalisi pro-penguasa. Memudahkan kikis
kanker politik yang sudah akut, kronis.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar