Halaman

Rabu, 02 September 2020

indeks syahwat politik nusantara


indeks syahwat politik nusantara

Tentunya batasan politik tidak hanya terkait dengan sebutan partai politik. Jangan sampai terjebak pada apa saja yang layak disebut ‘politik’. Lebih mulai kita saksikan, kita rasakan betapa kemajuan bangsa. Sesuai cita-cita atau rencana. Status statis negara berkembang sebagai indikasi antara keberhasilan dengan ketertinggalan, masih berjarak.

RPJPN 2005-2025 sebagai politik pembangunan nasional yang bersifat dinamis. Bahan kampanye politik pilpres menentukan bentuk dan praktik RPJMN I s.d RPJMN IV. LAKIP K/L/D/I secara formal membawa angin surge bagi rakyat yang sempat baca. Sisi lain, laporan aneka indeks selaku fakta lapangan. Laporan pihak asing, macam Bank Dunia atau badan/negara donor, malah semakin meyakinkan nusantara perlu utang luar negeri berlapis.

Apa saja yang dilakukan kawanan politisi, khususnya yang masuk barisan pembantu presiden. Khususnya pasca tidak menjabat, derajat sejahtera meningkat artinya terjadi kisah sukses. Lain pasal beda kasus, jika terjebak OTT KPK, malah bisa masuk kategori pejuang partai.

Kepercayaan rakyat terhadap partai politik, bisa terbaca pada statisik angka golput. Maupun pada hak sipil dan politik rakyat yang tidak mendapat undangan pada hari-H coblosan. Perolehan kursi di legislatif, wujud nyata konsistensi keberjuangan partai politik. Kemungkinan rakyat membebankan dosa bangsa kepada parpol. Sengaja pilih agar parpol dimaksud semakin gila kuasa, haus kursi. Apalagi terbentuk koalisi pro-penguasa. Memudahkan kikis kanker politik yang sudah akut, kronis.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar