Halaman

Minggu, 06 September 2020

nangka matang pohon, protokol kesehatan plus memuliakan tetangga


nangka matang pohon, protokol kesehatan plus memuliakan tetangga

Aspek aroma wangi alami nangka matang pohon. Tumbuh tak sengaja dekat pagar depan. Condong ke pintu pagar kejar terpaan optimal sinar matahari. Posisi di lintas edar matahari timur-barat. Rumah hadap ke utara. Pihak pengguna jalan, walau sudah tersensor portal di tutup antisipasi agresi covid-19 lokal. Merasa hidung rasanya cium semerbak. Apalagi tetangga yang setip saat liwat.

Tetangga depan rumah, 20 tahun lebih berumur daripada penulis. Pernah tanya sederhana, susah dijawab: “nangka ini pernah berbuah . . . ?”. Kali ini, saat panen perdana, sebuah sudah memadi. Juru kupas harus kumpulkan energi sebelum beraksi. Hasilnya, amankan biji atau beton. Daging dibagi ke tetangga. Biasanya dibawa ke kantor.

Siang tadi tetangga depan rumah sudah santap. Sekedar tahu rasa, bukan hanya bau-bau sampai. Oplosan jus cincau dengan nangka. Semula warna kuning dominan, tak perlu disaring. Mengaduk jus cincau memakan waktu. Tetes demi tetes, pakai saringan santan. Akhirnya warna hijau balik yang dominan. Masuk mulut liwat proses kunyah agar terdeteksi. Bisa porsi besar. Tepatnya, diolah sendiri, dihabiskan sendiri tanpa bantuan juru kupas nangka.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar