bukan itu dan bukan itu saja
Kejadian berkehidupan memang menguras energi, kalori yang fluktuatif. Perlakuan sama belum pasti proses apalagi hasil yang sama. Rasanya, piring sarapan pagi belum sempat dicuci karena tangan menerima tantangan luar. Tahu-tahu pemikiran isi kepala kosong. Hormati sistem pencernaan mandiri. Pilih model asupan cairan ringan, bukan minuman. Hangat dan menghangatkan martabat cadangan daya ingat.
Judul muncul tak begitu mudahnya. Kejadian harian seperi mengulang langkah kaki dan tangan bebas pilihan. Saat susun narasi olah kata. Mendung di atas lingkungan tempat tinggal. Tetap panas karena sinar matahari nyaris sejajar bumi. Azan ashar waktu Indonesia berakal. Masuk pasal jelang sore.
Soal shalat 5 waktu umat Islam. Patuhi jaga jarak protokol sehat bareng agresi covid-19. Jarak antar jamaah satu saf, selang satu-dua pundak manusia. Antar saf tak ada perubahan jarak. Wudhu di rumah plus bawa sajadah pribadi. Kesempatan sebelum ini, saya tayangkan “sajadah dua jengkal”.
Temuan tanpa sengaja, ketika jalan kaki ke masjid, jauh jelang azan isya’. Tetap langkah sigap, mata fokus ke depan kaki. Sebisanya pilih jalur berlawanan arah. Resiko kesorot lampu kendaraan. Mendekap sajadah di tangan kiri. Langsung pakai nafas panjang. Jumpa dengan manusia yang tetangga atau orang sesama warga. Pengguna jalan aneka ramah. Tak pakai mikir dan tak perlu pikir lama, ujar tanya standar, klasik, fenomenal “mau kemana pak . . .?”.
Pertanyaan hafalan yang tak layak dengar pendapat dan gunakan hak jawab. Cukup angkat sajadah.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar