skenario optimis, 1000 hari pertama Jokowi-Amin nusantara bebas agresi covid-19
5 prioritas kerja penguasa II 2019-2024 menjadi daya pikat dan atau penghibur, pelipur lara. Titik awal minggu, 20 Oktober 2019, aneka argo politik melaju kencang. Tagihan rekening biaya politik antri. Skenario berlapis sigap libas jika cidera janji. Konspirasi sudah unjuk gigi.
Pertama, pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama kita. Kedua, pembangunan infrastruktur akan kita lanjutkan. Ketiga, segala bentuk kendala regulasi harus kita sederhanakan, harus kita potong, harus kita pangkas. Keempat, penyederhanaan birokrasi harus terus kita lakukan besar-besaran. Kelima, adalah transformasi ekonomi.
Kejahatan karena miskin beda dengan zalim demi mempertahankan berhala reformasi 3K (kuasa, kuat, kaya). Diamnya orang-orang baik kian menambah peluang kezaliman oleh penguasa. Alam tidak bisa ditipu dengan dalih kemakmuran bersama.
Memang ada skenario BaU. Skenario BaU (Business as Usual) utawa tanpa perubahan apapun. Mengasumsikan bahwa tidak ada intervensi kebijakan apapun. Karena sejak dini penguasa sudah menyaipkan kebijakan yang akan memperlancar skenario politiknya. Penggunaan bahan bakar negara saat ini akan terus berlanjut sepanjang masih tersedia cadangannya. Pemerintah memang sudah menyiapkan SDM dengan asas taat, patuh, loyalnya total jenderal.
Agar terlihat cerdas, maka ada skenario fair yaitu katanya menggunakan kemampuan sendiri. Serta siap dengan skenario ambisius yaitu cuma melanjutkan tradisi yaitu jika mendapat dukungan Internasional.
Skenario untung-untungan, adalah memang bangsa dan rakyat, khususnya wong cilik masih melihat jasa Bung Karno. Anak cucu darah politik merah, merasa mendapat warisan kursi notonegoro, tanpa modal keringat. Itulah inilah éra mégatéga. Penggila jabatan warisan notonegoro bak tuba, nila sebelanga.
Pengalaman hidup bersama bentukan tekanan politik, menjadikan bangsa ini kebal menghadapi agresi covid-19. Hanya saja jika ada pihak menjala di air keruh. Plus memperkeruh suasana. Bagian dari skenario gembala penyesat bangsa. Modus penebar dan penabur fitnah dunia. Menyatu dengan aksi atheisme nasional. Aktor non-negara yang main keruh suasana. Serta modus yang hanya diketahui pelakunya saja.
Periode presiden keenam RI, terbentuklah praktik oposisi setengah hati, opsisi setengah badan. Lanjut dengan wujudan koalisi berbasis kompromi, konsesus, konflik terselubung. Tepatnya bagi-bagi kursi sesuai asas sepakat tidak sepakat, semangat kompradorisme zaman penjajahan Belanda.
Skenario Optimis adalah melakukan transformasi (perubahan) dan akselerasi (percepatan) pembangunan melalui pelaksanaan sistem dan manajemen berbasis kinerja, penjaman kebijakan dan program, pengendalian dan evaluasi, pengembangan daya saing daerah, serta peningkatan investasi. (Sumber: Visi 2018-2023 “Berani Untuk Kaltim Berdaulat”)[HaéN]
Jumat, 25 September 2020
skenario optimis, 1000 hari pertama Jokowi-Amin nusantara bebas agresi covid-19
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar