Halaman

Selasa, 08 September 2020

birokrasi tarif jasa politik nusantara, per rit vs per orang


birokrasi tarif jasa politik nusantara, per rit vs per orang

Pekerjaan tebang pohon, memang harus dijelaskan apa saja yang harus dikerjakan. Bisa masuk pekerjaan seni. Umumnya, modal tenaga dan alat , langsung babat habis. Langsung di tinggal. Sekedar tebang satu pohon pelindung, merembet mengkorbankan tanaman lain. Satu hamparan taman bisa habis. Dampak saat eksekusi, tanggung jawab pihak lain.

Riwayat tebang pohon di rumah tinggal. Pakai jasa ahli tebang pohon. Hasil nego memang tetap mahal. Item pekerjaan jelas terkait Rp. Sampai bongkar akar. Buang semua hasil tebangan. Bersihkan sisa tebangan dan rapikan lingkungan. Teknik tebang menentukan proses maupun hasil akhir. Jasa borongan tebang yang profesional. Siap alat, SDM sigap dan sedia lokasi penampungan, pembuangan.

Dalil ekonomi diterapkan pada jasa tebang pohon, sesuai orientasi penebangan. Lokasi yang sama belum tentu dengan prosedur yang sama. Sifat komersial yang menentukan kelancaran rencana aksi tindak. Tarif dan biaya politik menjadi gelap. Tergantung siapa yang berperkara.

Birokrasi lokal menawarkan kemudahan sesuai paket. Tebang habis sampai bongkar akar. Tinggi dan besar pohon jadi tolok ukur besaran biaya. Jarak ke lokasi pembuangan. Biaya sewa kendaraan pakai pola bukan sekedar uang bensin. Jasa atau izin buang ke penjaga lahan. Singkat kata, izin atau jasa dihitung per rit. Bukan model jam-jaman. Karena efek agresi covid-19, pintu gerbang menuju lokasi penampungan ditutup. Ongkos buka gerbang, dihitung per juru kunci. Bukan asas pembagian rata.

Bayangkan, kalau tarif parkir mobil/motor, setiap juru parkir merasa berhak mendapat jatah yang sama. Karena merasa menjaga keamanan dan keselamatan kendaraan. Di luar judul, masih banyak politik jalanan yang menghasilkan Rp.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar