Halaman

Minggu, 20 September 2020

jurus mabuk politik vs mabuk jurus politik

jurus mabuk politik vs mabuk jurus politik

 Sebuah RW (rukun warga) dibilangan kota Tangerang Selatan, prov Banten, katakan sekitar 5 km dari Jakarta. Tersandera pandemi agresi covid-19 mendapat status zona merah. RW seberang, satu kompleks beda kelurahan dibatasi anak sungai, masih aman-aman terkendali. Banner “zona merah” terpajang di gerbang pintu masuk RW.

 Hikmah dalam tataran bermasyarakat. Status “zona merah” menjadikan penduduk asli, malas main. Manusia tanggung bersepeda. Penaik layangan bersendaren di sore hari, menjadi turun dratis. Kendati sejak wabah corona diumumkan pemerintah. Pintu masuk utama hanya satu dan berada di depan. Akses gang kecil dibatasi hanya pejalan kaki yang bisa liwat.

 Pedagang makanan malam karena mempertahankan pelanggan tetap beroperasi. Abang PSK (pedagang sayur keliling), tahu berkibar market place oleh warga, mengurangi hari kunjungan. Aksi  belanja antar memanjakan modus sehat dengan di rumah saja. Rasanya, soal panggilan perut lancar saja. Apalagi di depan kompleks terdapat pasar tradisional tak dicekal.

 Kehidupan berbangsa dan bernegara dibumbui pilkada serentak. Status penduduk, penghuni pendatang yang heterogen. Gesekan beda pilihan tak terasa ada bahkan nyaris tak terkabar. Paham mana elit lokal mana elit tiban.[HaèN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar