dualisme pemegang
otoritas dan otonomi politik nusantara
Praktik demokrasi multipartai nusantara kekinian, kontemporer, antara
otoritas, otonomi dengan ideologi atau kepolitikkan, seolah tidak saling kenal.
Politik berjalan tanpa ideologi bahkan tanpa cita-cita, begitu pun lokalitas
otoritas politik yang terbangun nyaris tanpa pijakan ideologi. Defisit kualitas
demokrasi nasional semakin nyata serta penyumbang komponen penghitungan IDI
atau Indeks Demokrasi Indonesia (aspek, variabel, indikator).
Nuansa hegemoni mayoritas dan tirani minoritas menjadi acuan kisah sukses
pilkada serentak. Politik lokal kian jamak, bahkan menginspirasi bentukan
partai politik lokal. Asas teritorial menjadi dasar ikatan emosi sosial dan
menentukan langkah politik dimanapun status domisili. Kebangkitan umat politik
bukan pada masalah waktu.
Kebalikannya. Demam panggung, sekarat politik, terbukti ujaran politik
nista abadi oleh tokoh lalu lintas kiri. Menjadi pemacu pemicu tindak anarkis
politik vs politik anarkis.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar