Halaman

Sabtu, 12 September 2020

segitiga kesamaan politik nusantara


segitiga kesamaan politik nusantara

Unsur tindak pidana politik, jika diuraikan panjang-lebar, maju-mundur, kembang-kempis malah fakta bukti orisinal, otentik dan masih tampak benang merahnya. Kendati hanya terjadi di haluan partai politik merah kiri. Jalan terus. Mau lurus, ingat politik tak kenal kawan sendiri.

Aksi propaganda, promosi, provokasi yang menjadi gaya politik PKI mengalami penyesuaian diri, adaptasi dan muncul di semua lini kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Ujaran kebencian, ajaran kebancian dari cangkem semua pihak. Khususnya penguasa, penyelenggara negara, alat negara. Sesuai kaidah gramtikal bahasa politik, tidak bisa paki asas banding, sanding, tanding dengan nilai moral.

Multipartai identik peluang meluncurnya bahasa gado-gado, bahasa gaul politik multipihak global. Berjudi dengan ujaran diri agar tampak rendah hati. Multibahasa, antara bahasa preman jalanan dengan preman partai politik, adu nyaring. Asas sama rasa – sama rasa – sama raba. Memadukan unsur kesengajaan dengan unsur kelalaian sesuai skenario politik global, menjadi semboyan politik bawah sadar. Bebas hukum apapun.

Tekanan batin politik karena kelamaan duduk manis di antrian. Atau wis edan tenan tetep ora keduman. Lidah semakin pipih untuk menjilat tapi juga semakin tajam untuk menghujat.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar