politisi sipil terlatih sertifikat tarkam
Kejadian bermasyarakat, berbangsa, bernegara terjadi
secara bersamaan. Semua anak bangsa karena kelahiran atau alih kewarganegaraan,
sama-sama merayakan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Acara rutin
kenegaraan sampai atraksi, adegan berbasis rasa persatuan, kesatuan dan
keutuhan.
Jalanan, tempat terbuka menjadi ajang aneka lomba
yang seolah hanya muncul setahun sekali. Puncak acara nasional dengan
pengibaran bendera Sang Saka Merah-Putih dan pembacaan teks proklamasi. Sayang,
tiga perempat abad atau 75 tahun RI merdeka, nusantara perihatin total. Infiltrasi,
agresi pandemi covid-19 tak kenal batas wilayah dan waktu.
Jelang pilkada serentak 9 Desember 2020. Bencana politik
lokal, daerah lebih mewabah ketimbang tahun politik 2019 saat ada pemilu
serentak. Pada tanggal 17 April 2019,
Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan presiden dan wakil presiden,
pemilihan anggota DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten / kota
secara serentak.
Modus politik penguasa
untuk mengalihkan isu nasional, membelokkan kepedulian rakyat, mengaburkan
fakta nasional di mata global, semakin kehabisan akal sehat. Skenario lama teranyarkan,
daur ulang dengan beda sponsor. Kerjasama dengan pihak ketiga, masuk tahun
kedua pakai tarif dan pajak progresif. Tidak tergantung periode pemerintah.
Wakapolri berencana
berdayakan preman pasar awasi protokol kesehatan. Kamis, 10 September 2020
15:59 WIB. Sumber: https://www.antaranews.com/berita/1718282/wakapolri-berencana-berdayakan-preman-pasar-awasi-protokol-kesehatan.[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar