skenario merah-putih tanggulangi agresi covid-19 sebelum jatuh tempo
Rapat terbatas, sebatas dengar pendapat dengan kalangan terbatas. Mengandalkan penilaian pihak asing secara bilateral, regional, atau multilateral serta pihak ketiga atau multipihak. Sinyal positif WHO dan negara penyelenggara haji dan atau umrah. Negara tertentu pasang kuda-kuda atas hadirnya WNI. Tamu diundang dan khususnya tamu istimewa, menjadi warga kehormatan.
RI tak menggunakan hak balas atas penolakan WNI. Sebaliknya, menerima kunjungan siapa saja, untuk kepentingan siapa saja. Dilema protokol kesehatan, politik kuat vs ekonomi hemat. Stabilitas politik cerdas yang tidak cerdas kawan partai. Semakin ketua umum stabil berkelanjutan, pratanda balik adab.
Adab rakyat mendukung pemerintah, bukan sang oknum penguasa tunggal. Pernah terjadi. Pemerintah RI tidak ucapkan selamat kepada pemimpin baru Iran. Jawaban diplomatis, bahwa RI mengakui pemerintah bukan pada siapa yang memimpin. Dengan negara lain, beda waktu karena faktor “XXX”, kepala negara RI dengan akrab dan hormat, sampaikan ucapan selamat sehat sejahtera kepada pemimpin baru suatu negara.
Budipekerti bangsa tergantung adab politik nusantara. Budipekerti bukan hanya sifat internal dari diri mandiri manusia. Meluas ke lingkungan atau alam. Pandangan hidup sampai susah hidup masyarakat Jawa. Jika andai manusia atau bangsa berada di lingkungan alam budi yang luhur, akan memacu plus memicu rasa bajik. Maunya mau berbuat baik apa saja. Pokoknya baik saja sudah cukup sebagai modal.
Budipekerti yang bersifat universal, global tetap berada sejajar dengan kehidupan manusia. Manusia dengan dirinya selalu sibuk mencari hakikat hidup – sangkan paraning dumadi – dan realitas jati diri, maupun wujud nyata eksistensi yang sejati.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar