Halaman

Rabu, 16 September 2020

profil politik sub-lokal nusantara, tanpa sarapan penuh harapan


profil politik sub-lokal nusantara, tanpa sarapan penuh harapan

Korban iklan, sasaran atau korban pariwara secara sadar akhirnya tanpa sadar menjadi sadar betapa perlu sarapan nasi plus lauk sehat dan menyehatkan. Makanan cepat saji, cepat cerna dan cepat buang. Ibarat politik tanpa ideologi, tapi laris manis. Iming-iming surga dunia lengkap dengan aneka sajian nikmat dunia. Ritual politik, utamakan agar oknum ketua umum tetap terjaga martabatnya. Merasa sebagai manusia waras.

Selama manusia dan atau wong nusantara butuh atribut dunia, pernak-pernik status dunia, terlebih penikmat kursi konstitusional. Macam sekelas petugas partai menjadi gambar nyata betapa. Jangan lupa, tata krama politik lokal nusantara menyeimbangkan urip lan saknjabane urip atau urip sakwise urip.

Antara politik dan ekonomi di aras lokal, tapak dan akar rumput masih terjadi asas setara. Pilkades kendati tak pakai kendaraan politik. Menjadi ajang uji coba nyali berpolitik tanpa partai atau awal kenal pasal biaya politik. Suara pemilih yang bisa ditebak “warna politik” walau samar, semu atau pakai ilmu bunglon.

Politik negara bisa tampak berkinerja karena pakai hukum ekonomi. Paket politik nasional menjadi unggulan dan tumpuan pihak multipihak.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar