Halaman

Rabu, 16 September 2020

pencari kesalahan vs rakyat membaca


pencari kesalahan vs rakyat membaca

Bukti ringan, bukti harian kian membuktikan, bahwasanya kehidupan harian partai politik sibuk dengan sedang belajar politik. Justru asyik-asyik menjadi trik, taktik dan tips parpol berjiwa nasakom. Jauh sebelum Polri merumuskan ujaran kebencian. Jauh abad sebelum istilah hoax dikenal umum. Modus intrik (kabar bohong yang sengaja disebarkan untuk menjatuhkan lawan) sudah menjadi menu, standar layanan sejalan indoktrinasi.

Mengincar kaki lawan saat main sepak bola, sudah menjadi pola lama teranyarkan. Manipulasi karakter menjadi andalan kaum hawa. Banyak kiat untuk mencari perhatian. Triasas gemar disanjung, suka dininabobokan, hobi terima upeti menjadi pedoman hidup partai. Berani simpulkan diri, kalau mau kaya jangan jadi anggota partai.

. Memadukan unsur kesengajaan dengan unsur kelalaian sesuai skenario politik global, menjadi semboyan politik bawah sadar. Bebas hukum apapun. Kawan separtai belum tentu senasib. Aksi propaganda, promosi, provokasi yang menjadi gaya politik PKI mengalami penyesuaian diri, adaptasi dan muncul di semua lini kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Ujaran kebencian, ajaran kebancian produk unggulan congor petak yang gemar main petak umpet.

Barang bukti hidup bisa menghilang tanpa jejak, bebas lacak dan bebas pajak.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar