Yang
Penting Sehat vs Yang Penting Laku
Untuk mewujudkan
masyarakat sehat sebagai syarat utama terwujudnya bangsa yang sehat, perlu
dukungan nyata semua pihak. Kemajuan teknologi dan farmasi menentukan keamanan,
mutu dan gizi obat.
Tingkat kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat akan
menentukan pilihan obat. Masyarakat secara awam mengenal adanya obat generik yang
murah meriah dan terjangkau, bisa dibeli di warung terdekat serta obat
nongenerik.
Kebutuhan akan
obat, terutama obat tanpa resep dokter, membuat usaha dan jasa farmasi atau
sejenisnya semakin komersial. Pada kondisi tertentu, keamanan, mutu dan gizi
obat terabaikan.
Jika ikhwal di
atas berlanjut, khususnya dikaitkan dengan aspek kehalalan bagi umat Islam. sangat
dimungkinkan cukup berbahaya dan merugikan konsumen. Wajar jika ahli
obat-obatan membuat komposisi obat yang dianggap mujarab, mustajab, manjur dan
cespleng. Dimungkinkan memakai unsur
antara lain yang terindikasi mengandung enzim babi atau zat kimia yang
berdampak secara efek domino.
Akhirnya obat
memang menyembuhkan tetapi tidak menyehatkan. Obat mempunyai efek samping atau
malah menimbulkan ketergantungan pada obat.
Obat masuk kategori
berbahaya karena kondisi atau kategori “yang meragukan”. Efek yang ditimbulkannya bak cemaran kimia di
tubuh manusia. Bahaya atas kategori halal berdampak nyata pada ketenangan jiwa
konsumen muslim.
Jadi, obat dengan
kategori haram dan/atau meragukan, bukan sekedar aspek sehat, tetapi juga
nilai-nilai relijius. Umat Islam jangan sampai terjebak seolah tak ada pilihan
lain, keculai harus mengkonsumsi obat dimaksud. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar