Dilema Anak Muda, Rayuan Parpol vs Fenomena Golput
Menyimak Keputusan Komisi Pemilihan
Umum NOMOR : 411/Kpts/KPU/TAHUN 2014 tentang Penetapan Pemilihan Umum secara
nasional Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota, maka tersurat 124.972.491 suara sah dapil di 77 dapil
untuk DPR 2014.
Sedangkan ujaran atau yang tersurat
di sumber http://data.kpu.go.id/dpt.php menyebutkan Rekapitulasi DPT Sidalih
di 33 provinsi terdapat 186.569.233 pemilih.
Mengacu dua sumber di atas, terdapat
186.569.233 pemilih - 124.972.491 suara sah = 61.596.742 suara rakyat yang berhak memilih dan terdaftar
sebagai pemilih, yang ternyata tidak
menggunakan hak pilihnya, atau status lainnya.
Seolah sudah rahasia umum kalau
terjadi “pemilih tidak menggunakan hak pilihnya”. Mengapa ikhwal tersebut bisa terjadi
dan selalu terjadi di setiap pemilu dan pilkada.
Dinamika pesta demokrasi 2019 adalah pemilihan
legislatif serentak dengan pemilihan presiden yang akan digelar hari Rabu, 17
April 2019 sudah dirasakan secara resmi dengan penetapan partai politik peserta
oleh KPU.
Apakah di periode 2014-2019 sebagai
ambang bawah, titik nadir dari pola mental kita sedang belajar apa itu politik.
Apa itu demokrasi. Minimal dengan gaya garang garing sebagai simbol
ketakberdayaan. Tepatnya, dimulai dari presiden ketujuh RI - yang katanya
pilihan mayoritas rakyat pemilih - hanya diposisikan, didudukkan, distatuskan sebagai
petugas partai.
Bangsa ini sudah jenuh dengan
pencitraan liwat modus ujaran kebencian, penistaan agama, berita bohong atau hoaks
sudah sampai daerah. Rakyat disuguhi paket tayangan berita kriminal politik berbaur
dengan kriminal jalanan, kriminal murni.
Jadi, akankah golput sebagai efek
domino modus politik penguasa. Tak bisa diabaikan jika anak muda yang sudah
menggunakan hak pilihnya selama pasca reformasi, sudah mantap politik.
Mumpung belum terlanjur jadi bubur, ayo
rakyat yang selalu dan tetap cinta NKRI, rapatkan barisan. Panjatkan doa sesuai
agama yang dianutnya. Jangan sampai kita menjadi bangsa keledai. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar