Rapor Biru Periode
2014-2019
Fluktuasi, pasang surut,
gonjang-ganjing nilai-nilai kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat di
periode 2014-2019 bak dikocok di tabung percobaan, tabung reaksi. Hasilnya,
koruptor dengan berbagai tingkatan datang silih berganti. Bahkan paslon pilkada
serentak 2018 terindikasi sesuai OTT KPK atau operasi saber (sapu bersih)
dan/atau siber (sikat bersih).
Rakyat disuguhi, nyaris dicekoki
ujaran kebencian di satu sisi dan ujaran kebohongan di sisi lainnya. Muatan dan
isi berita politik serupa tapi tak sewajah dengan berita kriminal. Politik kriminal
vs kriminal politik sulit dibedakan.
Koalisi parpol pendukung
pemerintah mengalami perubahan bentuk jika terjadi pilkada. Kekuasaan yang
menentukan solidnya koalisi. Kekuasaan bisa merubah ikrar bangun negara secara drastis.
Pendidikan politik Nusantara,
penguatan ideologi Pancasila, hanya sekitar pasal bahwa berpolitik dengan benar
dan baik adalah sekedar merebut, mempertahankan, merebut kembali kekuasaan
secara konstitusional. Sekarang, di periode 2014-2019, perkara memperjuangkan
nasib rakyat, itu pasal terakhir dan kalau sempat.
Negara Indonesia adalah negara
hukum. Artinya, segala modus tindakan pejabat negara, penyelenggara negara,
penguasa negara tidak bisa dikenai sanksi hukum. Bukan kebal hukum. Inilah hukum
politik. Pedang Dewi Keadilan lebih melihat siapa yang berperkara, bukan pada
pasal yang dilanggar.
Praktik kedaulatan ada di tangan
pemenang pesta demokrasi, semakin membuktikan bahwa kehadiran partai politik
bak pemerintah bayangan. Bisa dikatakan bak gapit pada wayang kulit sampai
berperan sebagai benalu, parasit aktif dan dinamis di tubuh pemerintah maupun
pemerintah daerah.
Total jenderal, loyalitas, asas
patuh dan taat, menjadi oknum kepercayaan presiden, siap pasang badan, siap
berjibaku membela sang juragan. Soal hukum, pakai hukum politik. Hasilnya,
dengan nyata akhirnya aneka hasil kewajiban sebagai penguasa, layak diberi
rapor biru.
Catatan nyata, bahwa dengan rapor
biru yang artinya naik klas. Mau jadi presiden senior, mau mendirikan partai
politik, mau jadi Sekjen PBB, mau buka praktik di negara investor politik, rakyat
tak mau tahu. Artinya, tidak harus mengulang di klas yang sama, atau di periode
terakhir.[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar