Halaman

Sabtu, 17 Maret 2018

Presiden Ketujuh RI Mencari Capres Kedelapan RI



Presiden Ketujuh RI Mencari Capres Kedelapan RI

Langka. Tren positif di industri politik Nusantara, menggeliat bangkit. Keterpurukan selama ini tersapu dengan gelombang sentiment positif penguasa. Indonesia bangkit. Tidak harus tunggu Tahun Emas 2045.

Jelang akhir periode, presiden ketujuh RI yang dikuatirkan banyak pihak akan turun tahta sebelum jatuh tempo. Tidak terjadi. Gaya yang dua kali dipakainya, “tinggal glanggang colong playu”, sudah dirasa tidak ampuh. Menjadi pil pahit.

Kendati meninggalkan bom waktu, seabreg PR, tumpukan ULN, rakyat dengan sabar, tabah, tekun dan ulet tetap berbakti, mengabdi kepada ibu Pertiwi.

Pendekatan politik untuk membangun bangsa dan negara nyaris hambar. Menimbulkan produk sampingan sebagai biang masalah bangsa. Strata dan kasta sosial ekonomi antar anak bangsa pribumi semakin melebar. Hukum dipakai karena tergantung pelakunya. Bukan pasal yang dianggar.

Kedaulatan yang diartikan kekuasaan berada di tangan pemenang pesta demokrasi (pemilu legislatif dan pilpres 2014), sudah bak senjata makan tuan. Perlu asuoan darah segar dan tampilan wajah baru.

Masih banyak rakyat yang cinta tanah air. Siap bela negara, tanpa diminta. Mengutamakan persatuan dan kesatuan. Bukan koalisi bagi-bagi kekuasaan. Memecah belah bangsa. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar