parpol bintang
lima vs ideologi kaki lima
Watak dan sifat ramah penduduk Indonesia sedemikian
dimanfaatkan oleh pihak asing. Di dalam negeri, lain pasal. Anak bangsa pribumi
dikenal pemaklum. Lebih dari sekedar pemaaf. Aneka modus penguasa, dianggap hal
yang wajar. Menu ujaran kebencian sejalan dengan ujaran kebohongan, dianggap angin
lalu. Karena panggilan tugas. Apalagi penguasa yang dipilih langsung oleh
rakyat.
Langkah catur politik, gerilya politik, manuver
politik penyelenggara negara memang konsekuensi logis dari dinamika demokrasi. Rakyat
tak protes. Parpol yang tampilan hebat, hanya sekedar kendaraan politik. Rakyat
lebih suka genjot sepeda onthel.
NKRI paceklik negarawan, hanya masalah waktu dan
proses pematangan parpol. Hasil survei, parpol yang sudah mampu mengorbitkan kadernya
sampai jenjang kepala negara. Masuk kategori bintang lima. Tak terkecuali
parpol pemula. Asal sudah bisa menjadikan kader, khususnya pejabat teras
parpol, masuk bursa OTT KPK atau pasal pidana lainnya.
Produk kader jelas tidak sesuai dengan jabatan politis
yang tersedia di bursa tenaga kerja, lowongan tenaga kerja. Predikat negara
agraris, semakin ditanggalkan dan ditinggalkan demi mewujudkan negara
multipartai.
Agaknya, sedikit generasi petani yang beralih fungsi
menjadi tukang politik. Andai ada yang berhasil alih fungsi, dikuatirkan akan
ahli menggali atau membajak uang negara. Atau memang panggung politik sudah
menjadi hak milik pihak tertentu.
Di jalur politik, khususnya yang bebas hambatan. Diberlakukan
kontra flow atau lawan arus jika padat lalu lintas. Paling digemari dan
banyak terjadi yaitu kebijakan ganjil-genap.
Hanya manusia yang agak ganjil, sedikit aneh, aroma
irama rasa asing yang akan mampu bertahan di persaingan atau laga kandang. Punya
mental baja. Soal malu itu malah merugikan. Yèn isin malah ora isi, semboyan loyalis berbasis paribasan Jawa. Ingat pasal : Apa guna malu. Malu
tak ada gunanya.
Sisanya, yang masih genap tetapi sudah mulai
terkontaminasi. Masih memenuhi syarat administrasi untuk tampil, tayang atau
mempromosikan diri sendiri. Asal masih bisa calistung. Motif ini yang digadang jadi cikal bakal penerus pewaris tahta. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar