Halaman

Minggu, 25 Maret 2018

parpol bintang lima vs ideologi kaki lima


parpol bintang lima vs ideologi kaki lima

Watak dan sifat ramah penduduk Indonesia sedemikian dimanfaatkan oleh pihak asing. Di dalam negeri, lain pasal. Anak bangsa pribumi dikenal pemaklum. Lebih dari sekedar pemaaf. Aneka modus penguasa, dianggap hal yang wajar. Menu ujaran kebencian sejalan dengan ujaran kebohongan, dianggap angin lalu. Karena panggilan tugas. Apalagi penguasa yang dipilih langsung oleh rakyat.

Langkah catur politik, gerilya politik, manuver politik penyelenggara negara memang konsekuensi logis dari dinamika demokrasi. Rakyat tak protes. Parpol yang tampilan hebat, hanya sekedar kendaraan politik. Rakyat lebih suka genjot sepeda onthel.

NKRI paceklik negarawan, hanya masalah waktu dan proses pematangan parpol. Hasil survei,  parpol yang sudah mampu mengorbitkan kadernya sampai jenjang kepala negara. Masuk kategori bintang lima. Tak terkecuali parpol pemula. Asal sudah bisa menjadikan kader, khususnya pejabat teras parpol, masuk bursa OTT KPK atau pasal pidana lainnya.

Produk kader jelas tidak sesuai dengan jabatan politis yang tersedia di bursa tenaga kerja, lowongan tenaga kerja. Predikat negara agraris, semakin ditanggalkan dan ditinggalkan demi mewujudkan negara multipartai.

Agaknya, sedikit generasi petani yang beralih fungsi menjadi tukang politik. Andai ada yang berhasil alih fungsi, dikuatirkan akan ahli menggali atau membajak uang negara. Atau memang panggung politik sudah menjadi hak milik pihak tertentu.

Di jalur politik, khususnya yang bebas hambatan. Diberlakukan kontra flow atau lawan arus jika padat lalu lintas. Paling digemari dan banyak terjadi yaitu kebijakan ganjil-genap.

Hanya manusia yang agak ganjil, sedikit aneh, aroma irama rasa asing yang akan mampu bertahan di persaingan atau laga kandang. Punya mental baja. Soal malu itu malah merugikan. Yèn isin malah ora isi, semboyan loyalis berbasis paribasan Jawa. Ingat pasal : Apa guna malu. Malu tak ada gunanya.

Sisanya, yang masih genap tetapi sudah mulai terkontaminasi. Masih memenuhi syarat administrasi untuk tampil, tayang atau mempromosikan diri sendiri. Asal masih bisa calistung. Motif ini yang digadang jadi cikal bakal penerus pewaris tahta. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar