Halaman

Minggu, 18 Maret 2018

Jurus Mabuk Presiden



Jurus Mabuk Presiden

Tahun politik 2018 dan puncaknya 2019. Total jenderal, manusia politik Indonesia sedang adu uji nyali jiwa politiknya. Gempa politik paling dirasakan di istana presiden. Susah dibedakan antara lupa daratan, mabuk laut, mual udara atau takut ketinggian. Semua acara, atraksi, adegan politis akan menjadi menu harian.

Antara jurus mabuk dengan duduk di kursi panas, kursi goyang, settingannya tak jauh beda. Presiden bukannya ngebut bereskan PR. Malah ngebet, kebelet raih kursi di depan mata. Analog dengan peribahasa “mengharapkan hujan turun, air di tempayan ditumpahkan”.

Modus politik parpol lama maupun parpol pemula di pemilihan legislatif serentak dengan pemilihan presiden yang akan digelar hari Rabu, 17 April 2019, dengan pola hitung mundur. Kondisi ini membuat hidung presiden semakin mekar. Untung bukan semakin panjang, setiap usai tindak tutur. Sudah ada petugas yang spesialis meramu ujaran kebencian. Mengoplos ujaran kebohongan. Kalkulasi politik membuatnya salah tingkah atau malah banyak berharap.

Berharap mampu mengendalikan koalisi parpol. Merasa yakin bisa mengatur arus suara pemilih. Bak menggiring angin, terasa ada. Nyata di angan-angan. Pasti di atas kertas. Nyatanya, tertangkap tidak.

Permainan belum usai. Masih ada alternatif. Di luar kekuatan, kekuasaan, kekayaan manusia. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar