Halaman

Rabu, 07 Maret 2018

loyalis pasif lebih rentan, riskan, rawan



loyalis pasif lebih rentan, riskan, rawan

Memang dan memangnya tak bisa dibandingkan, tak dapat ditandingkan, tak layak disandingkan, antara perokok pasif dengan loyalis pasif.

Andai ada persamaan substansial, material anggap memang namanya sifat manusia. Bedanya, beda dunia. Loyalis tim daerah sepakbola, melahirkan istilah bonek (bondo nekat). Itu pun, ikhwal ini sudah mendunia.

Sifat fanatik, memang harus dimiliki oleh setiap manusia. Fanatisme atau ékstrémis dengan berbagai wacana, menjadikan seseorang mantap dengan pilihannya.

KBBI 2008 menjelaskan lema loyalis n pengikut atau pendukung pemerintah yg setia; orang yg setia mengikuti dan mendukung pemerintah.

Bahasa dan kamus politik, menterjemahkan lema ‘loyalis’ lebih dinamis dan suka-suka. Dalam praktiknya, mereka tidak sekadar bak bonek. Bahkan siap pasang badan, berjibaku membela sang juragan, majikan, bandar dan pialang politik. Yang sebagai pengayom malah jadi pagar makan tanaman.

Di Nusantara, yang namanya kalau sudah hobi. Semua lapisan masyarakat terjangkiti kecanduan yang sama. Sedang marak ternyata, fakta angka menunjukkan 315 juta nomor seluler yang sudah diresgistrasi hingga 1 Maret 2017. (Republika, Jumat, 2 Maret 2018).

Kebijakan pemerintah berikutnya adalah aturan penggunaan gawai (gadget) bagi anak-anak. Jangan sampai anak-anak terkontaminasi hoaks.

Manfaat lain adalah pembelajaran sejak dini untuk mencegah tangkal tindak radikal yang merugikan negara, membangkrutkan wibawa negara.

Rakyat bersyukur, cikal bakal generasi pewaris masa depan bangsa masih bisa dimantapkan mentalnya. Jadikan periode 2014-2019 untuk mengkikis habis benalu, parasit bangsa. Tapi jangan dijadikan persemaian bibit asing dengan dalih pewarganegaraan atau naturalisasi. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar