dilema ideologi reformasi, agén
asing vs duta asing
Menu politik dalam negeri Indonesia
tergantung juara umum pesta demokrasi lima tahunan. Praktik demokrasi
tergantung selera penguasa. Kadar selera politik penguasa ditentukam kebijakan global
atau politik luar negeri yang bebas aktif.
Walhasil, pasar politik dalam negeri
memang tak lepas dari skenario investor politik. Utamanya dari negara paling
bersahabat. Memang Indonesia merasa nyama diayomi oleh negara yang lebih besar
lagi. Populasinya lebih banyak atau bahkan berlipat.
Efek domino pasar bebas dunia,
Indonesia menjadi negara tujuan akhir, memang tepatnya bak tempat pembuangan
akhir sampah luar negeri. Produk apa saja. Karena Indonesia sarat dengan
penggemar fanatik akan produk impor.
Saking fanatiknya, garam untuk industri
makanan dan minuman, harus garam asing. Bukan garam dari laut Nusantara. Idem dengan
garam dapur.
Jadi, selama dunia masih
berputar. Kita tak bisa hidup sendiri dan sendirian. Namun jangan ikut dan
terbawa arus dunia. Kalah pongah dengan rayuan sejumput rumput tetangga yang
tampak lebih ranum. Jangan karena garing
di luar negeri, lantas garang di dalam negeri sendiri. Wallahu a’lam
bisshawab. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar