tidur pun pakai masker di mulut
Tanpa masker pun bernafas sesuai prosedur, protokol kesehatan lokal, perlu perjuangan. Standar otomatis kinerja hidung kurang sinkron, harmonis dengan beban paru-paru. Tarik nafas pelan sampai mentok liwat hidung. Hembuskan pelan liwat lubang hidung yang sama. Terkadang harus dilakukan dengan sengaja dan agak lama.
Bersyukur dengan kondisi alat pernafasan yang perlu pengelolaan, perawatan setiap saat. Tanpa sadar diri ini tidak nyaman. Jangan sebut sakit. Karena asupan oksigen di bawah standar minimal, rata-rata ideal. Sensitivitas kepala pertama kali merespon atau berdampak langsung. Obat mujarab, tenangkan pikiran langsung olah nafas. Jaga stabilitas jiwa-raga dengan paket jalan cepat beralas kaki sandal selop, kemanapun. Atau praktikkan paket push-up tangan mengepal.
Mata tak ajak tidur, jangan paksakan diri rebahan. Jelang lelap malam, lakukan terapi fisik. Jalan mengelilingi blok rumah, sambil cek petugas jaga malam. Olah tangan plus atur nafas. Berwudhu dan doa niat tahajud. Senam leher plus ketuk-ketuk badan dengan ujung jari tangan. Sulit disimpulkan, jika terjadi bangun tidur ternyata terasa mulut seperti bekas bernafas. Terkadang terjadi kejadian sebaliknya.
Begitu lepas masker sesampai di rumah, nafas teras lega dan bersih udara. Tidak lupa berkala cuci masker. Akhirnya, iseng coba saat lelap malam, pakai masker di mulut. Terjaga disepertiga akhir malam. Apa yng terjadi dengan mulut, belum bisa disimpulkan. Tunggu waktu yang tepat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar