ketika bangsa nusantara ditidurkan sampai periode
Egoistik sentralistik menjadi ciri bawaan bayi manusia bahkan bangsa yang masih gemar di bawah bayang-bayang penjajah plus penjarah. Modal nama luhur leluhur langsung besar kepala, tak pakai lama busung dada. Merasa tidak ada lawan yang laik tanding. Jiwa berkorban sebatas harga lambang, ukuran bendera, warna logo partai.
Pukulan sekeras apapun tidak akan mampu meluruskan tulangan baja beton yang bengkok. Nasib besi beton tidak bisa disetarakan dengan nasib bamboo, secara teknis politis. Betapa besi beton karena sistem produk pabrikan pola tarikan. Ditekuk dua tetap panjang. Diameter susah ditekuk, dibawa apa adanya.
Sudah panjang bahkan lurus-lurus saja mengikuti adab lokal. Dipotong seseusai selera. Potongan pendek kian bernasib. Ditekuk menjadi bentuk dan ukuran tertentu. Ring arau sengkang istilah tukang beda. Agar terasa sinergitas positif, diikat dengan kawat. Mendukung fungsi koalisi tulangan pokok agar kian eksis. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar