Halaman

Kamis, 22 Oktober 2020

betapa disapa petugas normalisasi got lingkungan

betapa disapa petugas normalisasi got lingkungan

 

Selaku pejalan kaki di lingkungan tempat tinggal. Hafal rambu-rambu plus cerdas pilih jalur. Pola zig-zag sambil pemanasan jiwa dan olah nafas. Pilih jalur berlawanan arah. Bebas terkontaminasi radikal bebas asap knalpot. Bebas bising knalpot motor bodong, meraung-raung tapi tak segera menyalip. Risiko ringan bersatu tujuan dengan pejalan kaki.

 

Alternatif liwat pinggir tanggul sungai. Pulang bisa liwat jalur jalan RW seberang, masih satu kompleks. Jalan pagi usahakan pilih jalan terpapar sinar, apalagi pas punggung. Hindari genangan air di jalan, daripada main loncat sana-sini. Simak dengan cermat jika ada bendera kuning. Pengingat hidup ini sekedar mampir beli kopi hitam.

 

Usai azhar di rumah, lanjut keluar rumah niat beli obat sehat. Cadangan sudah habis atau menipis. Pilih jalur ‘nggirli’ yang susah ditebak ramai lalu lintas, dua arah. Enaknya, ada yang diportal, demi umur teknis tanggul yang rawan getaran kendaraan.

 

Tampak kerumunan orang “berseragam” duduk bersandar tanggul. Sepanjang jalan depan rumah, lumpur got berjajar rapi. Sedang terjadi pengkerukan lumpur got, bukan pola gotong royong warga. Bagi-bagi rezeki ke wong cilik. Paket swadana warga satu RT.

 

Jelang masuk kawasan perkerukan, ada petugas main sapa. Mereka koalisi yang pernah beraksi di lingkungan RT, model borongan, 7 orang. Dukungan 2 mobil bak terbuka dari Ketua RT 007/RW 06, ASN kemensos. Terjadilah perbincangan yang bukan sekedar basa-basi diplomasi. Menghormati bakti pekerja ‘pekerjaan kotor’. Mau-maunya berjibaku dengan lumpur got. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar