sumpah berpancasila 5 sila sesuai paket kontrak politik
Lepas dari konteks, teks sumpah dan atau janji. Dianggap acara seremonial formalitas basa-basi. Merasa tidak ada sanksi moral, sanksi sosial kecuali ingat kebijakan partai lebih mencengkeram. Rekam jejak sebagai pejabat siap catat 24 jam. Sejalan dengan detak laju realisasi pelunasan biaya politik plus bunga, ongkos politik. Merasa aman jika janji kampanye sudah djabarkan, dibagi habis. Milik bersama.
Pasal kontrak politik tergantung suhu politik global. Jangan dianggap enteng. Media massa tahu sama tahu. Di panggung politik nusantara tidak mengenal bau busuk, nama busuk. Asal banyak pemilih, pasti ada pihak penyuka yang sigap pasang badan. Menghidupi partai yang diutamakan.
Konten pariwara politik dengan pemain utama kawanan penyelenggara negara yang sedang kontrak politik. Maunya bernafaskan memperadabkan gaya hidup berbangsa dan bernegara. Tapi apa daya, namanya fakta sejarah di atas kursi masih ada kursi. Di kolong langit, di atas hamparan nusantara. Analog keterbalikan 180 derajat.
Segitiga pengaman politik nusantara, legislatif-eksekutif-yudikatif. Sudah berjalan sesuai kadar tahu sama tahu. Yudicial review selaku tindak lanjut check and balance. Format koalisi parpol pro-penguasa seperti sudah ada kesepakatan untuk tidak sepakat. Kebijakan internal partai tetap utama dan penentu nasib. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar