adab berpancasila sarat pewarna buatan
Gerilya politik nusantara mampu menandingi pemegang otoritas politik sesuai hasil daripada pesta demokrasi. Lagu lawas teranyarkan sesuai arus kuat, aliran keras global universal. Pilih kutub, kubu bintang daud, palang atau palu arit. Atau tetap duduk manis di bangku cadangan. Andalkan jumlah penduduk, negara kepulauan sampai tol laut, tidak ada pengaruh atau efek kejut.
Dampak, dominasi, efek domino ideologi tertutup warisan zaman penjajahan Belanda jelang Proklamasi. Bahwasanya status partai politik selaku badan usaha milik keluarga. Pola kaderisasi, tata rekrutmen, ajang pencarian bakat malah bersifat terbuka. Pria tulang lunak, pemuda garis keras atau pihak yang berminat menjadi pada saja liwat sentuhan tangan dingin politik.
Habitat, lokalitas, teritorial kebiasaan manusia bebas di alam bebas. Bak penyandang lidah tak bertulang, pemilik lidah tak bercabang. Menjadi mesin penggerak partai politik. Tak perlu ijazah formal. Padahal saloka bahasa Jawa sudah mensinyalir selalu akan terjadi fenomena kéré munggah ing balé. Diperkuat agar tampak seperti apa adanya, dengan seloka selanjutnya wedhus diumbar ing pakarangan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar