Halaman

Sabtu, 03 Oktober 2020

menjadi rakyat sehari

 menjadi rakyat sehari

 

Tampilan resmi menu politik bersebut MPR dan atau DPR. Bukti ringan lema, kata ‘rakyat’ masih eksis, dianggap. Disebut secara formal konstitusional. Lebih daripada itu, jabatan ketua MPR dan atau DPR, prestisius politis. Identik dengan penguasa dan penentu nasib rakyat. Batasan kolektif kolegial cerminan sistem bagi hasil kursi antar pihak pemenang daripada pesta demokrasi lima tahunan.

 

Terjadilah jabatan berbingkai, berlapis dan berkelanjutan. Kasat mata seolah memperkuat trias politica. Namanya politik, secara internal terjadi persaingan sejak dini. Pola kaderisasi, rekrutmen sudah berlaku asas ada paket ada biaya, harga, tarif politik. Tidak beda jauh dengan nilai jual kursi kepala daerah. Pengurus partai – bukan pengkurusan – sudah ada aturan main sesuai yang tersirat di AD dan ART.

 

Salah banyak manfaat nyata keberadaan rakyat. Hukum politik menyebutkan one man one vote. Aspek indeks demokrasi nusantara (kebebasan sipil, hak-hak politik, lembaga demokrasi) malah memacu plus memicu rakyat atau masyarakat sipil mencari jalur alternatif mewujudkan komunikasi politik, saluran politik lokal.

 

Keseharian kehidupan politik nusantara, memposisikan rakyat secara historis pada posisi atau fungsi lapisan dasar bermasyarakat. Bentuk formal kenegaraan, wujud konstitusional bernegara, praktik penjajahan bangsa oleh partai politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar