#nusantara berpancasila, légitimasi dusta politik
Demi wibawa bangsa di mata dunia, apalah arti anggaran pendapatan dan belanja AG XVIII yang telah resmi dimulai 18.08.2018. Sampai sumber dana, sumber biaya yang susah digalah, akhirnya berebut pamer dan unjuk gigi tak mau kalah. Sponsor, donatur, pemodal atau aneka sumbangan sukarela tanpa tekanan yang tidak ada kaitannya dengan olahraga, ikut tindak turun rangan. Ikut meramaikan bursa pesta demokrasi olahraga. Yakin karena pemerintah tahu berterima kasih.
Padahal, sudah terdeteksi, terdata virus hak paten nusantara, omong nista plus tulis dusta. Masih sebagai kesimpulan awal. Masih menerima fakta terkini dan perlu penyesuian kata yang tepat. Masih dalam proses kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masih banyak pihak belum terwakili.
Substansial masuk Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat. Karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Ingat seni melipat kertas vs budaya memanipulasi fakta. Salah satu esensi demokrasi justru berupa mengendalikan kekuatan mayoritas sesuai hasil pemilu. Bukti ringan tragedi episode “Civak vs Buaya” menambah beban permasalahan konstitusional. Akhirnya, MK sering dicirikan sebagai pengadilan politik ketimbang sebagai Pengadilan Konstitusi (constitutional court). Bahkan judicial review secara keasasian dipandang sebagai tindakan politik. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar