Halaman

Sabtu, 03 Oktober 2020

adab berbangsa, libas lawan politik sampai tuntas tanpa ampas

 adab berbangsa, libas lawan politik sampai tuntas tanpa ampas

 Di balik kisah sukses pemilu serentak, rabu 17 April 2019, bukannya tidak meninggalkan bom waktu. Bahkan menambah tumpukan PR besar bangsa. Setiap pergantian pemimpin nasional, rakyat menyambut sukacita. Artinya, waktu masih baru dan hangat, sebagai muka baru, pendatang baru, gres tenan memang serba menjanjikan. Apalagi ‘barang baru’. Namun apa lacur. Langkah pertama bagaimana ”yang terpilih mayoritas” pilah kawan gaul, pilih teman begadang, tunjuk mitra belanja, angkat angkatan sampai lantik tangan kanan. Langsung ketahuan babak belangnya.

 Nusantara belum punya rumusan resmi apa itu ‘demokrasi politik’. Hukum tak pilih kasih tak kenal tebang pilih. Maksudnya, ‘hukum’ bisa memilah dan atau memilih, pihak mana yang wajib ditebang, ditebas, dilibas sampai tuntas. Blokade, blokir karirnya. Biar tahu rasa.

 Bukan sekedar kehendak dan tuntutan sejarah peradaban. Politik nusantara sedemikian tragis sehingga menjadi agama bumi. Kawanan penganut – tepatnya loyalis penguasa – sigap 24 jam bela majikan, jaga juragan, kawal pihak yang dermawan bagi-bagi kursi. Karier, bersejahtera dan masa depan terjamin berkelanjutan. Kian semangat berdiri tegak pasang badan.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar