wangsit penyakit
politik II, dpr 01 vs dpr 02
Atas kehendak
rakyat serta atas petunjuk bapak/ibu presiden. Apapun bisa terjadi di bumi
nusantara. Ibarat bintang film, pernah sekali jadi figuran, sudah dianggap
punya jam terbang. Layak berlaga di level lebih tinggi. Namanya, tak ukur baju.
Namun ahli pesolek.
Bermula dari
nilai tukar, nilai jual, harga eceran tertinggi, sentimen positif sosok ulama
yang bisa dikonversikan ke kursi kabinet. Tepatnya, pihak yang menggaet dan
atau menyodorkan oknum ulama dunia masuk bursa pilpres. Menjadi cawapres dan
terpilih. Mampu menjadi pemasok suara dari kalangan Indonesia abangan.
Akan terjadi
diskriminasi ala penjajah Belanda. Peringatan tertulis, “anjing dan inlander
dilarang masuk”. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar