jinak-jinak jin
nusantara vs anak cucu ideologis jin beranak nusantara
Namanya saja
judul. Suka-suka yang menulis atau yang membuat judul. Melibatkan ‘jadul’ kian
atraktif. Bicara soal jin nusantara, cukup pakai ilmu dengar-dengar, ilmu
kata-katanya. Sebangsa makhluk halus. Apakah sama dengan iblis, jin, setan di
dalam agama Islam. Lepaskan saja tapi jangan abaikan. Jin nusantara gemar
disanjung, dipuja-puji, dihormati bak oknum ketua umum seumur hidup sebuah
parpol.
Adalah ada pasal
tentang animisme, dinamisme atau kursi-isme di nusantara. Bersifat lokal,
regional dan nasional. Perkembangan zaman, meningkat ke strata multinasional,
semiglobal. Setan jalanan naik takhta menjadi setan istana, setan parlemen.
Kebanyakan beratribut partai politik yang sewarna. Warna dasar adalah merah
atau ‘belok kiri jalan lurus’.
Wajar jika ada
anak bangsa pribumi nusantara mengigau malam, diperkuat bahasa tubuh. Tak ada
kaitan dengan episode drama kehidupan mimpi di siang bolong. Bagi yang paham
makna ‘Petruk kantong bolong’. Jangan bandingkan dengan kehidupan nyata anak
wayang atau manusia politik yang tersisa di nusantara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar