Halaman

Sabtu, 06 Juli 2019

dengan kursi membelah negeri


dengan kursi membelah negeri

Bukan plesetan dari ‘bela negara’ Maunya judul ‘membela negara mbokde mukiyo, dudu membelah negara’. Kurang pas dengan suasana pasca pasal kudeta, makar, sabotase, separatis . . karena ‘lepas dari moncong pemakan segala masuk ke rahang penyuka semua’.

Dikisahkan sesuai pepatah lama, bambu lurus, itulah yang dicari. Bernasib siap ditebang tuntas, siaga dilibas tanpa pandang bulu kelamin di tempat. Sisakan sedikit. Yang bengkok tetap dibiarkan berkibar, hidup tegar sebagai pengayom, penghijau. Bukti dedikasi bagi ibu pertiwi.

Karakteristik negara multipartai, menjadikan manusia politik menjadi setengah manusia. Lagu lawas. Peta sebaran lolayalis tulen penguasa, mengkerucut di ibu kota negara. Sumber bencana nasional tak kenal wilayah administrasi. Posko parpol peduli korban bencana menjadi daya tarik wisata swafoto.

Politik atau parpol abangan kian memerah. Mengalahkan negeri asalnya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar