lepas dari moncong pemakan segala masuk ke rahang penyuka
semua
Ikatan
moral, atau apapun nama lokal, antara sesama kawanan partai di nusantara. Beda dengan
nasib sesama partai merah di negara Naga Merah. Sangat tak mirip dengan dua
partai maupun parpol di negara yang ratusan tahun merdeka.
Hebat binti
jabat. Kawanan parpolis nusantara di satu bapak satu emak, seperti minyak
dengan air. Namanya kursi, membuat orang lupa berdiri. Lupa dimana dia sedang
berada. Lalai dengan kualitas pantat. Merasa tak patut duduk disembarang
tempat. Apalagi lesehan bareng rakyat.
Pasal betapa
anak bangsa pribumi nusantara lebih memuliakan pantat. Karena pantat sebagai
tumpuan utama untuk didongkrak. Bukan hidung, agar luas lubang hidung daripada
luas liang telinga.
Besar kepala,
membusungkan dada, menanjakkan kepala dan mengacungkan kepalan agar tampak
beda. Gaya merakyat agat dikira pro-rakyat.
Kalkulasi
geopolitik nusantara dengan suhu politik memancing titik panas dari dalam bumi.
Tidak hanya bencana yang turun gunung. Sinergi dua partai yang tampak serupa. Menyangkut
nikmat dunia, jelas tak ada kata bangku cadangan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar