Halaman

Kamis, 04 Juli 2019

lepas dari moncong pemakan segala masuk ke rahang penyuka semua


lepas dari moncong pemakan segala masuk ke rahang penyuka semua

Ikatan moral, atau apapun nama lokal, antara sesama kawanan partai di nusantara. Beda dengan nasib sesama partai merah di negara Naga Merah. Sangat tak mirip dengan dua partai maupun parpol di negara yang ratusan tahun merdeka.

Hebat binti jabat. Kawanan parpolis nusantara di satu bapak satu emak, seperti minyak dengan air. Namanya kursi, membuat orang lupa berdiri. Lupa dimana dia sedang berada. Lalai dengan kualitas pantat. Merasa tak patut duduk disembarang tempat. Apalagi lesehan bareng rakyat.

Pasal betapa anak bangsa pribumi nusantara lebih memuliakan pantat. Karena pantat sebagai tumpuan utama untuk didongkrak. Bukan hidung, agar luas lubang hidung daripada luas liang telinga.

Besar kepala, membusungkan dada, menanjakkan kepala dan mengacungkan kepalan agar tampak beda. Gaya merakyat agat dikira pro-rakyat.

Kalkulasi geopolitik nusantara dengan suhu politik memancing titik panas dari dalam bumi. Tidak hanya bencana yang turun gunung. Sinergi dua partai yang tampak serupa. Menyangkut nikmat dunia, jelas tak ada kata bangku cadangan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar