Halaman

Sabtu, 20 Juli 2019

indeks citra Indonesia vs harga diri petugas partai

indeks citra Indonesia vs harga diri petugas partai

Indeks Citra Indonesia di dunia internasional meru-pakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Luar Negeri yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana Indonesia dikenal oleh publik internasional.

Pengukuran IKU tersebut menggunakan model Anholt yang dilakukan dengan menilai 6 (enam) dimensi yaitu:
i.      Governance yakni mengukur opini publik tentang “Competency dan Fairness” termasuk komitmen suatu negara (Indonesia) terhadap isu-isu global;
ii.     Export yakni mengukur opini publik tentang citra poduk dan jasa yang dihasilkan suatu negara (Indonesia);
iii.    Tourism yakni mengukur ketertarikan publik untuk mengunjungi suatu negara (Indonesia) baik untuk wisata alam maupun menonton atraksi atau even pariwisata;
iv.   Investment and Immigration yakni mengukur ketertarikan atau minat publik untuk tinggal, atau berinvestasi atau belajar, di suatu negara (Indonesia) termasuk pandangan mereka tentang kualitas hidup dan lingkungan bisnis di Indonesia;
v.    Culture and Heritage yakni mengukur ketertarikan publik tentang Budaya Warisan maupun Kontemporer suatu negera (Indonesia);
vi.   People yakni mengukur pandangan publik tentang reputasi penduduk suatu negara (Indonesia) tentang kompetensi, keterbukaan, keramahtamahan, nilai-nilai universal seperti toleransi.

Pada tahun 2018, target IKU “Indeks Citra Positif Indonesia di Dunia Internasional” adalah 4, dengan rentang indeks 1-5. Kategori indeks yang digunakan adalah sebagai berikut:





Pengukuran IKU “Indeks Citra Indonesia di Dunia Internasional” diukur melalui survey yang dilakukan oleh Perwakilan RI di luar negeri dengan segmentasi masyarakat asing di luar negeri. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Perwakilan RI pada tahun 2018, rata-rata “Indeks Citra Indonesia di Dunia Internasional” mencapai 3.8 dari target 4, atau sebesar 95% dengan kategori indeks sebesar 76 atau ‘baik’.


Dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018, capaian IKU Indeks Citra Indonesia di Dunia Internasional relatif sama meskipun mengalami penurunan sebesar 0,01 atau sebesar 0,25%. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh:
a.    Adanya tantangan perbedaaan kebijakan masing-masing negara dalam hal keterbukaan teknologi informasi berbasis online dan akses internet sehingga beberapa Perwakilan RI mengalami kesulitan untuk melaksanakan survey melalui sistem online.
b.    Pada beberapa Perwakilan RI, penghitungan IKU Indeks citra positif Indonesia di dunia internasional telah dilakukan namun belum memenuhi jumlah minimum responden yaitu 50 responden.
c.    Adanya pemahaman bahasa yang berbeda-beda di setiap negara.
d.    Meskipun jumlah responden meningkat namun belum tentu dapat mendukung kenaikan nilai indeks citra Indonesia di dunia internasional mengingat setiap responden memiliki opini yang berbeda-beda.

Jadi sedangkan ukuran . . . . [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar