maksiat politik nusantara 2024, bola liar vs kursi panas
Kebodohan
paling tulul yang dikandung pengamat politik, ahli ujaran, survei tanpa survei,
pola hitung mundur cepat, tukang abal-abal. Bahwasanya, hasil pembobotan muncul
nama oknum penggembira pilpres 2024.
Muncul
cikal bakal capres dan cawapres. Nama-nama yang tak asing dan tak asing lagi
dengan rekam jejaknya. Katakan, didominiasi manusia politik, wong partai sampai
jebolan angkatan.
Laga kandang
pilpres 2024 membuat doa rakyat kian rutin, kontinyu, menerus, berlapis dan
terjaga. Bahkan pengemis yang mendapat sedekah uang loga, fasih mendoakan. Agar
bangsa ini lepas dari mulut pemakan segala masuk mulut penyuka semua.
Belajar
dari babak penyisihan piala nusantara atau pilpres 2014. Nama beken, tenar
dengan daftar riwayat hidup mengharukan. Bukan jaminan. Babak penyisihan grup
bicara lain. Hasil godokan kampus ternama di pulau Jawa. Mulai dari tingkat
kota, lanjut provinsi. Dengan asas “tinggal gelanggang, colong playu”.
Yang mana
dimana daripada “kuda hitam” dipercaturan politik seminasional. Diimbangi orang
kuat lokal, elite lokal, pengusaha lokal. Membuat peta geopolitik nusantara
tergantung musim global.
Biaya politik
progresif periode kedua, menjadi daya tarik badan dunia, negara donor pemberi
bantuan tapi utang. Kerennya ULN. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar