Halaman

Rabu, 31 Juli 2019

demokrasi nusantara, jin politik lokal vs jin politik global



demokrasi nusantara, jin politik lokal vs jin politik global

Saat ini penguasa nusantara II masih menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dari kondisi Business as Usual yang dicapai pada tahun 2020 tanpa bantuan negara lain dan sebesar 41% bila memperoleh bantuan dari negara lain. Pernyataan tersebut dikemukakan tak ada kaitannya dengan ekspor asap aksi teror lokal nasional ‘karhutla’.

Skenario BaU (Business as Usual) mengasumsikan bahwa tidak ada intervensi kebijakan apapun. Pendayagunaan jin politk lokal  akan terus berlanjut sesuai asas kemandirian, ketahanan, kedaulatan. Sepanjang ulama istana masih menunjukkan loyalitasnya. Sebuah skenario biarkan apa adanya (a do-nothing scenario) – apakah yang akan terjadi apabila semuanya dibiarkan berjalan apa adanya, alami dan tipikal sebagaimana biasa? Atau skenario dasar untuk kondisi ‘business as usual’ dalam arti tanpa perubahan apapun.

Tetap mengacu atau dipadukan dengan faktor pemicu, pemacu bencana politik, konflik politik, penyakit politik di kondisi masa lalu dan saat ini serta berdampak jauh ke depan.

Proyeksi kontrak politik historis dan di masa depan dalam ‘business as usual’ harus memperhatikan kebutuhan nasib periode kedua yang berkelanjutan dan tahap transisi hukum rimba. Markas besar jin politik lokal tergantung kontrak dengan penguasa nusantara II. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar