demokrasi nusantara,
jin politik lokal vs jin politik global
Saat ini penguasa
nusantara II masih menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dari
kondisi Business as Usual yang dicapai pada tahun 2020 tanpa bantuan
negara lain dan sebesar 41% bila memperoleh bantuan dari negara lain.
Pernyataan tersebut dikemukakan tak ada kaitannya dengan ekspor asap aksi teror
lokal nasional ‘karhutla’.
Skenario BaU (Business
as Usual) mengasumsikan bahwa tidak ada intervensi kebijakan apapun. Pendayagunaan
jin politk lokal akan terus berlanjut sesuai
asas kemandirian, ketahanan, kedaulatan. Sepanjang ulama istana masih menunjukkan
loyalitasnya. Sebuah skenario biarkan apa adanya (a do-nothing scenario)
– apakah yang akan terjadi apabila semuanya dibiarkan berjalan apa adanya,
alami dan tipikal sebagaimana biasa? Atau skenario dasar untuk kondisi ‘business
as usual’ dalam arti tanpa perubahan apapun.
Tetap mengacu
atau dipadukan dengan faktor pemicu, pemacu bencana politik, konflik politik,
penyakit politik di kondisi masa lalu dan saat ini serta berdampak jauh ke
depan.
Proyeksi kontrak
politik historis dan di masa depan dalam ‘business as usual’ harus
memperhatikan kebutuhan nasib periode kedua
yang berkelanjutan dan tahap transisi hukum rimba. Markas besar jin politik
lokal tergantung kontrak dengan penguasa nusantara II. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar