Halaman

Jumat, 26 Juli 2019

mene(m)bus masa depan, mencari sisa puing nama


mene(m)bus masa depan, mencari sisa puing nama

Hanya terjadi di nuswantara. Pemilik tunggal Pancasila. Adalah yang mana dimana politik telah menjadi agama yang diagungkan, dikeramatkan. Oknum ketua umum parpol keluarga mempunyai hak prerogatif. Penganutnya begitu loyal, taat, patuh, setia sampai tulang sungsum. Sigap pasang badan rendah budi, bela juragan sampai dapat kursi.

Sikap sedia kuburan sebelum berjibaku, bukti pendérék total jenderal sampai ubun-ubun. Kalkulasi politik di tangan kanan, ikrar setia di tangan kiri. Kemana-mana bawa topeng aneka karakter. Sesuai kebutuhan lokal.

Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) 2000–2015, skala dunia. Akhirnya pemerintah periode yang sedang praktik, merasa tergugah. Pakai lidah Jawa. Generasi milenial nuswantara wajib digugah. Dibentuk sedemikian rupa, sehingga rupa-rupanya, merasa asing dengan wajah sendiri.

Diisi, diisi ulang, diinjeksi, diformat dengan indoktrinasi atau gemblengan revolusi mental. Akhirnya bermental sendiko dawuh, siap laksanakan. Terbukti menjadi peolok-olok politik. Penyandang gelar pancasilais, agar tak lupa ingatan, masuk barisan penguat Pancasila. Ada honornya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar